Jumat, 24 Oktober 2008

Jurus Jadi Kaya

Kalau waktu itu dapet buklet dari atas ATM yang isinya menyuruh kita untuk mentransfer uang ke sejumlah orang sebesar Rp.20.000,- dengan alasan bersedekah, maka sejenak kita akan terperdaya untuk mengikuti instruksi yang telah diberikan dalam buklet tersebut, termasuk saya sendiri yang terhanyut dengan buaian cerita-cerita di dalamnya, beberapa hari kemudian barulah saya tersadar telah tertipu oleh sistem pendanaan berantai yang tidak jelas, dari itu semua maka saya memutuskan untuk mencari beberapa nomor rekening BCA yang memang menangani masalah infaq dan sedekah.
Inilah beberapa nomor rekening yang saya dapat dari sumber yang terpercaya, dan anda semua bisa terus bersedekah dengan mentransfer dana ke rekening-rekening tersebut.

BCA :

035 304 8888 (BAZIS)

094 301 6001 (Yayasan Rumah Zakat Indonesia)

686 014 8577 (Baznas)

128 308 8000 (RCTI Peduli)

001 303 8888 (Peduli Kasih Indosiar)

237 300 6343 (Dompet Dhuafa)

Senin, 20 Oktober 2008

Pemulung Apes

Saat di warung tadi, ada seorang pemulung gelas Aqua yang sedang istirahat di seberang jalan di samping warung ku, seorang wanita setengah baya yang lelah setelah mengumpulkan gelas-gelas Aqua sedang menghitung pendapatannya, tidak terlalu memperhatikan dia, namun setelah beberapa saat, dia menjadi kebingungan dan meminta bantuan kepada setiap orang untuk mengambil uangnya yang terjatuh ke dalam selokan bertutup beton, yang menjadi pertanyaan ku adalah berapa jumlah uang yang jatuh itu, dia menyatakan Rp.500rb, wow jumlah yang lumayan untuk orang seperti dia, ingin ku membantu mengambilnya namun tak terlihat di mana posisi uang itu secara pasti, setelah tahu posisi uang itu, aku mau membantunya tanpa harus mengangkat beton penutup selokan yang berat itu, saat dalam pencarian ide, tiga orang bapak membantunya dengan menggunakan linggis mengangkat beton itu, karena mereka telah membantu maka aku mundur, dan ternyata si pemulung berjanji memberi uang Rp.100rb lelah bagi mereka bertiga, semua berjalan lancar dan si pemulung mendapatkan uangnya kembali, malang nian nasib si pemulung itu, tak ada yang mau membantunya dengan sukarela tanpa mengharap imbalan, yang ada malah dia harus mengorbankan pendapatannya selama beberapa hari kepada orang lain hanya karena keteledorannya sendiri, Jakarta memang keras bro...minta bantuan malah diperas...

Kamis, 09 Oktober 2008

OL di Lantai 14

Hari ini gwe lagi OL di Lantai 14 Gedung PDT di bilangan Sudirman, di kantor temen gwe yang kerja di Prudential, cuma dah kesorean datangnya, nggak apa lah, lumayan dapet gratisan buat posting blog harian, di sini dingin dan bisa liat pemandangan jalan Sudirman dengan leluasa, baru pertama ini gwe mengalami hal ini, nggak canggung-canggung amat sih, segini dulu dah posting untuk hari ini...

Seminggu Punya Laptop

Wah... baru juga selesai lebaran udah ada yang ngegade Laptop ke gwe dengan Rp.200.000,- lumayan buat latihan lah, biar nggak kaget kalo entar punya beneran. setelah ditebus kembali ku hanya PC biasa yang besar dan membuat sempit ruangan kamar ku.

Sabtu, 04 Oktober 2008

semangat syawal

Dalam bulan syawal yang berarti peningkatan ini ada yang terasa berbeda dari sebelumnya, ada yang bisa kulakukan dengan mudah, yaitu sholat subuh berjamaah, atau mungkin aku belum berdagang... kalo dagang aku lelah dan susah untuk bangun di subuh hari..

Jumat, 03 Oktober 2008

Gived to get more (Memberi Untuk Mendapatkan Lebih Banyak)

Gived to get more (Memberi Untuk Mendapatkan Lebih Banyak)

Sepintas kalimat ini seperti sebuah maksud untuk melakukan suatu kebaikan dengan memberikan sesuatu kemudian mengharapkan sesuatu yang lebih baik atau lebih banyak sebagai imbalannya, Jika dikembalikan pada titik awal suatu kejadian, Allah telah menciptakan atau menjadikan sesuatu dengan maksud tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh nalar dan logika berfikir makhluk ciptaannya, karena itu semua tidak lepas dari Sifat Nya yang Maha Berkehendak dan Maha Tahu, begitu pun manusia diciptakan dengan fitrah memiliki sebagian dari sifat Allah tersebut, yaitu memilki kehendak sendiri, dan fitrah dari suatu kehendak tak lepas dari maksud dan tujuan dari kehendak tersebut, Suatu kehendak atau keinginan memiliki hasil sampingan berupa sebab dan akibat, dengan kata lain, suatu keinginan memiliki maksud dan tujuan pada awalnya, dan apabila telah dilakukan atas seizin Allah maka henghasilkan suatu kejadian, suatu kejadian pasti dapat dilihat apa yang menjadi penyebabnya dan apa yang menjadi akibatnya, jika semuanya diketahui maka tersimpulkan menjadi sebuah pengetahuan, dan karena Allah Maha Tahu maka pengetahuan adalah milik Allah.

Manusia hanya diberikan sedikit sekali pengetahuan oleh Allah S.W.T. Maka dari itu segala sesuatu harus didasari oleh keridhoan Allah yang memiliki segalanya, dan karena itu pula di dalam memperoleh keridhoan Allah perlu adanya keihklasan hati untuk siap menerima apapun yang diberikan oleh Allah kepada kita, dan sebagai tanda keikhlasan yang tulus maka kalimat Lillahi ta’ala selalu ada dalam niat baik seorang muslim, dari niat baik yang terbungkus dengan keikhlasan yang tulus tersebut menjadi sebuah kepasrahan yang menyeluruh di saat menjalankan dan melaksanakan niat tersebut, setelah dilaksanakan maka akan ada hasilnya berupa kejadian, apakah hasil tersebut sesuai dengan tujuan atau tidak, itu adalah urusan Allah, yang jelas ada dua kemungkinan untuk disikapi oleh seorang muslim atas hasil tersebut, jika sesuai dengan tujuan maka harus bersyukur kepada Allah, jika tidak sesuai maka hendaklah bersabar karena Allah, dan kesabaran adalah buah dari kepasrahan kepada Allah. Jadi secara tidak langsung segala sesuatu yang kita kehendaki tak akan lepas sedikitpun dari pengetahuan Allah S.W.T. dan segala kejadian tak lepas sedikit pun dari izin Allah S.W.T. oleh karena itu semua harus kita kembalikan kepada Sang Pencipta Yang Maha Agung, sehingga timbul rasa cinta untuk berjalan di jalanNya dalam menegakkan kalimat-kalimat Allah. Semua itu adalah gambaran satu sisi keimanan seorang muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Kembali pada kalimat “Memberi untuk mendapatkan lebih banyak”. Pada saat kalimat tersebut masih menjadi sebuah kehendak atau keinginan pada diri seorang muslim, maka dapat kita pisahkan menjadi dua bagian, yaitu (memberi) sebagai suatu maksud dan (mendapatkan lehih banyak) adalah suatu tujuan. Jika kita lihat lebih jauh, kata “memberi” pada dasarnya juga merupakan salah satu sifat Allah, jika kita lihat bagaimana cara Allah memberi sesuatu kepada makhluknya, maka alangkah kecilnya segala sesuatu yang kita berikan kepada orang lain apabila dibandingkan dengan pemberian Allah kepada kita, berangkat dari hal itu maka timbullah dalam hati ini niat yang ikhlas karena Allah dan tanpa ada rasa kesombongan sedikit pun di dalamnya. Untuk bagian kedua, yaitu “mendapatkan labih banyak” merupakan suatu bentuk kalimat yang terdiri dari tiga kata, yang pertama adalah kata “mendapatkan”, merupakan
Atas dasar itu pula seorang muslim menjadi kaya bukan karena memilki banyak harta, melainkan semakin kaya jika ia mampu memberi sesuatu yang bermanfaat kepada sesama yang membutuhkan. Kaya yang dimaksud adalah kaya dalam artian yang sangat luas, karena kaya berarti lebih dari yang lain. Bukankah saat kita memberi berarti kita lebih baik dari yang diberi ? Seperti Sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Maka dapat kita ambil kesimpulan jika semakin banyak kita memberi maka akan semakin lebih baik diri kita, dan itu juga berarti semakin kaya diri kita.